April 16, 2011

Inflasi Turun = Harga Turun ??

Sobat-sobat ada hal menarik yang akan saya share hari ini, mengenai inflasi. yang menarik disini ternyata banyak orang yang masih salah persepsi akan inflasi dan penurunannya. banyak masyarakat yang sehari-hari menjalankan aktifitas ini dan bersentuhan dengan uang mereka tidak sadar bersentuhan juga dengan yang dinamak inflasi dan mereka tentunya tidak juga faham tentang arti dari penurunan inflasi.
Sebelum beranjak ke cerita saya, apa sih inflasi itu pasti teman-teman semua sudah banyak yang paham apa itu inflasi. Tapi tidak ada salahnya saya bahas lagi di sini, Inflasi adalah kenaikan harga secara umum dan terus menerus. Intinya itu inflasi menujukan adanya kenaikan harga dari satu periode ke periode tertentu, bisa itu bulan ke bulan kalau dalam istilah statistik m o m bisa juga tahun ke tahun y o y. dalam kehidupan nyata  kita bisa melihat adanya kenaikan jika dulu ketika umur saya 6 tahun kita bisa mendapatkan 4 buah permen dengan harga Rp 100,- sekarang beberapa jenis permen bahkan sudah dijual lebih dari Rp 100,-/Buah nah itulah inflasi "pada permen" namun sudah saya katakan di atas bahwa inflasi bukan hanya mengukur 1/2 jenis barang tapi barang secara umum. berbagai metodologi dipakai untuk memberikan data akurat mengenai inflasi misalnya dengan menggunakan beberapa sampel produk yang mewakili beberapa komoditas di Indonesia komoditas yang dihitung untuk menentukan inflasi ada 7 komoditas yaitu :
  • Bahan makanan
  • Makanan jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
  • Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
  • Sandang
  • Kesehatan
Kembali lagi ke cerita menarik yang akan saya bagi kepada teman-teman semuanya, ada cerita menarik pada bulan november 2009 lalu ketika itu saya sudah mulai menyandang status sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi dan Koperasi di UPI Bandung, tentunya saya di sana akan belajar banyak tentang ekonomi  dan tentunya juga saya harus bisa menjawab beberapa masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari, dan ternyata benar sekali belum genap 1 semester saya kuliah ada pertanyaan yang cukup realistis untuk di tanyakan oleh banyak masyarakat kita mungkin. ketika saya pulang "ke kampung halaman" saya, saya bertemu dengan salah satu tetangga saya yang seorang sarjana teknik mesin dan dia berkata begini kira-kira (saya edit sedikit biar tidak panjang)..
"kamu kan kuliah di Ekonomi ya? saya mau tanya tentang harga yang sekarang terus naik, dan pemerintah yang bohong terus sama rakyatnya.." katanya
"iya saya di ekonomi, wah kalau soal harga naik mah saya tidak ikut campur bukan salah saya pa,,hhi, tapi emang pemerintah bohong apa?" kata saya
"begini, sekarang harga terus naik, harga beras, harga telur, dan harga kebutuhan-kebutuhan yang lain, tetapi pemerintah dalam berita saya lihat mengatakan bahwa pemerintah optimis inflasi tahun ini akan jauh menurun dan akan berada dalam kisaran dibawah 5%, Inflasi bulan september ke oktober saja turun dari 1,05% ke 0,19%, nah itulah yang kobohongan pemerintah, masa mereka mengatakan inflasi turun dari 2008 ke 2009 padahal harga terus naik, masa inflasi turun dari september ke oktober tapi harga kebutuhan sehari-hari dipasar saja terus naik, terus apa peran ekonom-ekonom melihat kebohongan ini?"kata tetangga saya yang tampaknya kesal pada pemerintah dan harga yang terus naik
"Ooh, pemerintah itu jujur ko tidak bohong, bapa yang belum paham betul apa itu inflasi dan apa makna penrunannya bukan pemerintah yang salah pa" kata saya 
"Ko jadi saya yang salah? emang kalau inflasi naik itu berati terjadi kenaikan harga kan?berarti kalau inflasi turun harga turun?gitu kan?"kata tetangga saya yang mulai bingung
"Nah itu salah bapa, kenaikan inflasi itu memang kenaikan harga tapi penurunan inflasi bukan berarti penurunan harga justru sebaliknya, inflasi itu adalah*********, nah ketika inflasi tahun 2008 11% itu artinya harga *secara umum* di indonesia periode tahun 2008 naik sebesar 11% dari periode sebelumnya, nah misalnya inflasi indonesia tahun 2009 sebesar 4% maka bukan berari penurunan inflasi yang sebesar 7% itu artinya harga menurun 7% tetapi harga pada tahun 2009 tetap naik tetapi kenaikannya tidak sebesar kenaikan tahun 2008 kenaikan hanya terjadi sebesar 4% saja. Begitu juga dengan bulan oktober dari bulan september bukan berarti harga pada bulan oktober tidak naik tetapi harga tetap naik hanya kenaikannya menurun daripada bulan agustus ke september yang naik sebesar 1% pada september ke oktober hanya 0,19%. harga akan terus naik selama inflasi tetap positif kecuali inflasinya negatif yang berarti deflasi harga harusnya turun" Kata saya seperti ekonom saja..
"oh gitu ya. ah tapi harga terigu naik lebih besar dari bulan lalu berarti tetap pemerintah bohong juga?"katanya
"Inflasi itu mengukur bukan hanya harga terigu tapi harga beras, harga telur, harga rumah, harga obat-obatan, ongkos angkot, harga rokok, dsb. Jadi kenaikan yang lebih besar daripada tingkat inflasi sangat mungkin terjadi pada beberapa komoditas dan bisa saja terjadi kenaikan yang berbeda di setiap daerah karena pemerintah tidak hanya mengukur di satu daerah tetapi di berbagai daerah, inflasi indonesia adalah akumulasi dari inflasi beras, inflasi telur inflasi ongkos angkot, harga rokok, dsb. dan juga inflasi indonesia adalah akumulasi dari inflasi majalengka, bandung, aceh, medan, cirebon, indramayu, papua, makasar, majene, dsb" kata saya 
"oh,,bener-bener deh kalau begitu bapa ngerti sekarang" katanya
 Nah itulah cuplikan dialog saya dengan tetangga saya yang salah tafsir terhadap inflasi. tentunya dialog itu terjadi lebih panjang dan dengan bahasa sunda tentunya.
Sekali lagi yang perlu kita ingat adalah bahwa penurunan inflasi bukan berarti penurunan harga selama inflasi itu tetap positif tentunya harga ters merangkak naik. semoga bermanfaat dan sampai jumpa di postingan selanjutnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar